GIZI BAYI MENUJU SEHAT
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat
DISUSUN
OLEH :
1.
Agus Dwi Prasetyo (
1351700073 )
2.
Anggietta
Asri Fauziah ( 1351700036 )
3.
Arisa
Elvi Anasari (
1351700009 )
4.
Barokah
Nur Wulansari ( 1351700049 )
5.
Fakta
Endah Sawitri ( 1351700034 )
6.
Khairina
Nur Hidayati ( 1351700026 )
7.
Uvi
Karimah (
1351700052 )
Faklutas : Kesehatan Masyarakat
Semester : I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kesehatan
adalah masalah yang terus berkembang di suatu Negara. Banyak kasus angka
kematian yang melanda suatu Negara, khususnya angka kematian bayi. Angka
kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan factor-faktor
lain, terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan, dan gizi bayi itu
sendiri sebagai faktor
tidak langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi. Bayi atau balita
yang kekurangan gizi sangat rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi, terutama
diare dan infeksi saluran akut, utamanya Pneumonia.
Oleh
sebab itu, perbaikan gizi masyarakat yang di fokuskan pada perbaikan bayi dan
anak balita merupakan awal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sebaliknya kekurangan gizi akan muncul masalah kesehatan yang lain dan akhirnya
berdampak menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
Berlandaskan oleh latar belakang di atas maka penulis akan membahas mengenai gizi bayi dan memilih
judul makalah “Gizi Bayi menuju Sehat”.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian bayi?
2. Apa
pentingnya gizi bayi?
3. Bagaimana
tanda-tanda bayi tidak sehat?
4. Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi bayi tidak sehat?
5. Bagaimana
solusi agar bayi sehat?
C.
Tujuan
Pembahasan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1.
Mahasiswa dapat mengerti tentang pengertian bayi;
2.
Mahasiswa dapat memahami pentingnya gizi pada bayi;
3.
Mahasiswa dapat memahami tanda-tanda bayi tidak sehat;
4.
Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bayi
tidak sehat;
5.
Mahasiswa dapat mengerti solusi agar bayi sehat.
BAB II
ISI
A.
Pengertian Bayi
Bayi
adalah perkembangan awal manusia. Secara umum yang disebut bayi adalah anak
yang berusia 0 sampai 12 bulan. Pada usia ini, pertumbuhan dan perkembangan
pesat terjadi. Pemberian nutrisi harus cukup dan optimal pada usia ini, sebab bayi
membutuhkan banyak nutrisi untuk pertubuhan. Pemberian ASI sangatlah penting
bagi kesehatan bayi terutama pada usia dibawah 6 bulan, sebab ASI merupakan
pengganti nutrisi sebelum bayi dapat mencerna makanan.
B.
Pentingnya
gizi pada bayi
Bayi
memerlukan gizi pada makanan yang berbeda-beda sesuai dengan umurnya . misalnya
pada bayi yang berusia kurang dari 4 bulan, kebutuhannya akan zat-zat gizi
berbeda dengan bayi berusia lebih dari 4 bulan. Dalam keadaan gizi yang baik,
tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap
penyakit-penyakit inveksi. Jika keadaan gizi menjadi buruk maka reaksi
klekebalan tubuh akan menurun yang berarti kemampuan tubuh mempertahankan diri
terhada serangan inveksi menjadi turun.
Giza
buruk mengakibatkan terjadinya gangguan terhadap produksi antibody dalam tubuh
. penurunan antibodi dapat mengakibatkan mudahnya bibit penyakit masuk dalam
tubuh seperti dinding usus. Dinding usus dapat mengalami kemunduran dan juga
menganggu produksi enzim untuk mencerna makanan. Makanan yang tidak dapat di
cerna dengan baik akan terganggunya penyerapan zat gizi sehingga memperburuk
keadaan gizi.
Meskipun
data penyebab kematian bayi dan anak jarang menyebutkan secara eksplisit ragam
gizi pada bayi tetapi banyak para ahli gizi masyarakat menekankan pentingnya
gizi sebagai salah satu upaya untuk menurunkan AKB (angka kematian bayi) .
Dari
angaka kematian bayi di London tahun 1903, Banglades, Haiti, jawa , dan India
sekarang, menyimpulkan bahwa 60%-70% kematian bayi di sebabkan karena diare,
peneumonia, dan infeksi menular. Tetapi penyebab dasarnya adalah kurang gizi.
C.
Tanda-tanda Bayi Tidak Sehat
1.
Kulit Kuning (Jaundice)
Kondisi ini biasanya
muncul pada bayi yang baru lahir dan menandakan liver bayi tidak berfungsi
dengan baik. Terkadang, gejala itu tidak muncul sampai bayi di bawa ke rumah.
2.
Perubahan Selera
Makan
3.
Perubahan Mood
Bayi menjadi pasif atau
sulit dirangsang, mudah menangis/cengeng dan sulit ditenangkan.
4.
Tubuh Demam atau Dingin
Demam adalah reaksi tubuh terhadap
infeksi. Salah satu cara paling baik untuk mengukur suhu tubuh bayi adalah memakai termometer rektal atau oral yang
ditempatkan di dubur atau mulut bayi. Termometer strip di kening atau perabaan
kurang akurat mendeteksi demam pada bayi. Bila temperatur badannya lebih dari
38 C berarti bayi Anda demam. Bila bayi Anda kurang dari 3 bulan dan demam,
apalagi diiringi gejala lain seperti biduran, segera hubungi dokter. Pada bayi
yang lebih tua, Anda dapat memberikan anti demam untuk meredakan panas. Hubungi
dokter bila panas tidak turun setelah 24 jam.
5.
Muntah dan Diare
Muntah berbeda dengan
gumoh, yang merupakan hal biasa pada bayi. Muntah lebih kuat, volumenya lebih
banyak dan tidak terjadi hanya setelah bayi diberi makan. Muntah dan diare
dapat disebabkan oleh infeksi, masalah pencernaan dan penyakit lainnya.
Keduanya berpotensi membahayakan bayi karena dehidrasi. Tanda-tanda bayi yang
dehidrasi antara lain: tidak mengompol dalam enam jam atau lebih, menangis
tanpa air mata dan mulutnya kering tidak berliur. Bayi menjadi lemah, sangat
mengantuk dan sulit dibangunkan. Anda harus segera membawanya ke dokter bila
kondisinya demikian.
6.
Masalah Telinga
Bila bayi demam, cengeng dan
menarik atau menekan-nekan telinganya, dia mungkin terkena infeksi telinga.
Infeksi telinga adalah hal yang umum dan tidak selalu membahayakan, tapi Anda
perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan antibiotik bagi bayi Anda.
Infeksi telinga yang tidak ditangani dapat menyebabkan masalah pendengaran yang permanen.
7.
Biduran/Ruam
8.
Sulit Buang Air
Besar
Setiap bayi memiliki
kebiasaan buang air besar sendiri. Ada yang setiap hari buang air, ada yang
beberapa hari sekali. Bila bayi tidak buang air besar sesuai pola biasanya,
atau ketika tampak kesulitan saat buang air, hubungi dokter.
9.
Masalah Mata
Bila salah satu atau
kedua mata bayi memerah atau mengeluarkan kotoran (jawa: “ketepan”), periksakan
ke dokter.
10. Jatuh atau Terbentur di Kepala
Semakin besar, semakin
sering mereka jatuh. Bila dia jatuh dari kursi yang tinggi atau terlepas dari
timangan Anda, Anda harus mengecek secara menyeluruh kondisi tubuhnya dan
mengamati kondisi kesehatannya dalam 24 jam. Bila dia menangis setelah jatuh,
itu tandanya dia tidak terlalu serius mengalami luka. Segera bawa ke dokter
bila bayi Anda:
- Tampak lemah atau bingung
- Sulit menggerakkan sebagian anggota badannya
- Memiliki darah mengumpul di bagian putih matanya
- Mengeluarkan darah dari hidung (mimisan) dan telinga
- Fokus matanya menjadi bersilangan, ukuran pupil tidak sama, atau muntah-muntah
- Menangis keras bila bagian tubuhnya tertentu digerakkan/disentuh
11. Tidur lebih lama dari biasanya
D.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bayi Tidak Sehat
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air
minum yang tidak bersih, tidak adanya saluran penampungan air limbah, tidak
menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat
menyebabkan penyebaran kuman patogen.
Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi tanaman.
Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi tanaman.
2. Faktor Ekonomi
Masalah gizi di keluarga
menengah ke bawah yang
berhubungan dengan pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas. Kuantitas
menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi bagi tubuh.
Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus yang
diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh dengan
segala fungsinya.
3. Faktor Sosial-Budaya
Indikator masalah gizi dari sudut
pandang sosial-budaya antara lain stabilitas keluarga dengan ukuran frekuensi
nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak
stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi kurang. Juga indikator
demografi yang meliputi susunan dan pola kegiatan penduduk, seperti peningkatan
jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah anggota keluarga, serta jarak
kelahiran..
4. Faktor Biologis/Keturunan
Sifat yang diwariskan memegang kunci
bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar
menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan
sifat tersebut.
5. Faktor Religi
Religi atau kepercayaan juga
berperan dalam status gizi masyarakat, contohnya seperti tabu mengonsumsi
makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut
justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu hamil
yang tabu mengonsumsi ikan membuat janin kurang asupan protein dan omega.
E.
Solusi agar Bayi Sehat
1.
Memberi ASI
eksklusif
ASI mengandung berbagai zat antibodi yang dapat
menungkatkan kekebalan tubuh bayi. Sel-sel darah putih yang terkandung dalam
ASI juga dapat menghambat kemunculaan dan perkembangan bakteri serta virus yang
menyebabkan alergi, diare, pneumonia, meningitis, maupun infeksi telinga dan
infeksi kandung kemih.
2.
Mematuhi jadwal
imunisasi
Pemerintah mewajibkan 5 jenis imunisasi dasar yang sudah
harus terpenuhi sebelum anak berusia 1 tahun. Kelima imunisasi tersebut adalah
BCG (Bacille,Calmette,Guerin), hepatitis B, DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus
), polio, dan campak.
3.
Membiasakan cuci
tangan
Bayi sangat rentan terhadap virus dan bakteri, oleh
karena itu sebelum memegangnya jangan lupa cuci tangan dahulu. Terutama sehabis
berpergian atau menyentuh sesuatu yang tidak terjamin kebersihannya. Sampai
usia 6 bulan, kekebalan bayi belum terbangun sempurna. Ia masih tergantung kepada ibunya yang dibawa sejak
lahir dan dari ASI.
4.
Tidak merokok di
dekat bayi
Anjuran ini hendaknya benar-benar dipatuhi sebab kita
semua sudah tahu betapa bahayanya asap rokok. Bayi yang sering terpapar asap
rokok sangat beresiko mengalami SIDS (sudden Infant Dead Syndrom) atau sindrom
kematian tiba-tiba, bronkitis, asma, dan infeksi telinga, bahkan asap rokok
berdampak buruk pada intelegensi dan perkembangan saraf bayi.
5.
Menjaga kebersihan
lingkungan
Diare dan infeksi pernafasan atas merupakan penyakit
langganan yang paling sering diderita bayi. Kedua penyakit ini sering
dihubungkan dengan lingkungan di sekitar bayi yang kurang higienis. Itulah
mengapa, prioritaskan kebersihan lingkungan bila ada bayi.
6.
Mencukupkan waktu
tidur bayi
Tidur yang nyenyak pada bayi dapat meningkatkan kekebalan
tubuh. Pasalnya, selama tidur, bayi membangun sel-sel baru dalam tubuhnya yang
dapat menangkap berbagai serangan mikroba dan virus. Tidur yang cukup yaitu
16-18 jam sehari.
7.
Memenuhi kebutuhan
nutrisinya
Setelah masa ASI eksklusif 6 bulan berlalu, pengenalan
makanan semi padat dapat dilakukan sedikit demi sedikit sampai bayi bisa
beradaptasi. Saat pemberian makanan tambahan, perhatikan benar kandungan gizi
masing-masing jenis bahan agar kebutuhan si kecil tercukupi.
8.
Membina hubungan
baik dengan dokter
Bayi sangatlah rentan terhadap virus maka haruslah sering
mengonsultasikan ke dokter terutama di usia <1th.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Bayi adalah anak yang berusia 0 sampai 12
bulan
2. Gizi berperan
sangat penting untuk pertumbuhan dan tumbuh kembang bayi
3. Tanda bayi tidak sehat seperti : kulit kuning (Jaundice), perubahan selera makan, perubahan mood,
tubuh demam atau dingin, muntah dan diare, masalah telinga, biduran/ruam, sulit buang air
besar, masalah mata, jatuh atau terbentur
di kepala
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi bayi tidak sehat sebagai berikut : faktor lingkungan, faktor ekonomi, faktor sosial-budaya, faktor biologis/keturunan, faktor religi
5. Solusi agar bayi sehat sebagai berikut : memberi ASI eksklusif, mematuhi jadwal
imunisasi, membiasakan cuci tangan, tidak merokok di dekat bayi, mencukupkan
waktu tidur bayi, memenuhi kebutuhan nutrisinya, dan membina hubungan baik
dengan dokter
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan tersebut penulis mempunyai beberapa saran yang dapat dimanfaatkan
bagi para pembaca, diantaranya :
1.
Pemerintah harus
memperhatikan gizi pada bayi di masyarakat umum
2. Masyarakat
harus mempedulikan pentingnya gizi, terutama pada bayi
3. Pembaca diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang pentingnya
gizi bayi, khususnya pada ibu-ibu (dalam lingkup kecil).