Senin, 05 Mei 2014

Makalah Gizi Bayi Menuju Sehat-Pengantar Ilmu Kesmas





GIZI BAYI MENUJU SEHAT

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat



DISUSUN OLEH      :

1.    Agus Dwi Prasetyo                         ( 1351700073 )
2.    Anggietta Asri Fauziah                 ( 1351700036 )
3.    Arisa Elvi Anasari                         ( 1351700009 )
4.    Barokah Nur Wulansari               ( 1351700049 )
5.    Fakta Endah Sawitri                     ( 1351700034 )
6.    Khairina Nur Hidayati                 ( 1351700026 )
7.    Uvi Karimah                                  ( 1351700052 )



Faklutas : Kesehatan Masyarakat
Semester : I



 

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah

       Kesehatan adalah masalah yang terus berkembang di suatu Negara. Banyak kasus angka kematian yang melanda suatu Negara, khususnya angka kematian bayi. Angka kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan factor-faktor lain, terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan, dan gizi bayi itu sendiri sebagai faktor tidak langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi. Bayi atau balita yang kekurangan gizi sangat rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi, terutama diare dan infeksi saluran akut, utamanya Pneumonia.
       Oleh sebab itu, perbaikan gizi masyarakat yang di fokuskan pada perbaikan bayi dan anak balita merupakan awal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebaliknya kekurangan gizi akan muncul masalah kesehatan yang lain dan akhirnya berdampak menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
       Berlandaskan oleh latar belakang di atas maka penulis akan membahas mengenai gizi bayi dan memilih judul makalah “Gizi Bayi menuju Sehat”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian bayi?
2.      Apa pentingnya gizi bayi?
3.      Bagaimana tanda-tanda bayi tidak sehat?
4.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi bayi tidak sehat?
5.      Bagaimana solusi agar bayi sehat?

C.       Tujuan Pembahasan

       Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.        Mahasiswa dapat mengerti tentang pengertian bayi;
2.        Mahasiswa dapat memahami pentingnya gizi pada bayi;
3.        Mahasiswa dapat memahami tanda-tanda bayi tidak sehat;
4.        Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bayi tidak sehat;
5.        Mahasiswa dapat mengerti solusi agar bayi sehat.

BAB II
ISI
A.     Pengertian Bayi

Bayi adalah perkembangan awal manusia. Secara umum yang disebut bayi adalah anak yang berusia 0 sampai 12 bulan. Pada usia ini, pertumbuhan dan perkembangan pesat terjadi. Pemberian nutrisi harus cukup dan optimal pada usia ini, sebab bayi membutuhkan banyak nutrisi untuk pertubuhan. Pemberian ASI sangatlah penting bagi kesehatan bayi terutama pada usia dibawah 6 bulan, sebab ASI merupakan pengganti nutrisi sebelum bayi dapat mencerna makanan.

B.     Pentingnya gizi pada bayi

Bayi memerlukan gizi pada makanan yang berbeda-beda sesuai dengan umurnya . misalnya pada bayi yang berusia kurang dari 4 bulan, kebutuhannya akan zat-zat gizi berbeda dengan bayi berusia lebih dari 4 bulan. Dalam keadaan gizi yang baik, tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap penyakit-penyakit inveksi. Jika keadaan gizi menjadi buruk maka reaksi klekebalan tubuh akan menurun yang berarti kemampuan tubuh mempertahankan diri terhada serangan inveksi menjadi turun.
Giza buruk mengakibatkan terjadinya gangguan terhadap produksi antibody dalam tubuh . penurunan antibodi dapat mengakibatkan mudahnya bibit penyakit masuk dalam tubuh seperti dinding usus. Dinding usus dapat mengalami kemunduran dan juga menganggu produksi enzim untuk mencerna makanan. Makanan yang tidak dapat di cerna dengan baik akan terganggunya penyerapan zat gizi sehingga memperburuk keadaan gizi.
Meskipun data penyebab kematian bayi dan anak jarang menyebutkan secara eksplisit ragam gizi pada bayi tetapi banyak para ahli gizi masyarakat menekankan pentingnya gizi sebagai salah satu upaya untuk menurunkan AKB (angka kematian bayi) .
Dari angaka kematian bayi di London tahun 1903, Banglades, Haiti, jawa , dan India sekarang, menyimpulkan bahwa 60%-70% kematian bayi di sebabkan karena diare, peneumonia, dan infeksi menular. Tetapi penyebab dasarnya adalah kurang gizi.

C.       Tanda-tanda Bayi Tidak Sehat

1.      Kulit Kuning (Jaundice)
Kondisi ini biasanya muncul pada bayi yang baru lahir dan menandakan liver bayi tidak berfungsi dengan baik. Terkadang, gejala itu tidak muncul sampai bayi di bawa ke rumah.
2.      Perubahan Selera Makan
3.      Perubahan Mood
Bayi menjadi pasif atau sulit dirangsang, mudah menangis/cengeng dan sulit ditenangkan.
4.      Tubuh Demam atau Dingin
Demam adalah reaksi tubuh terhadap infeksi. Salah satu cara paling baik untuk mengukur suhu tubuh bayi adalah memakai termometer rektal atau oral yang ditempatkan di dubur atau mulut bayi. Termometer strip di kening atau perabaan kurang akurat mendeteksi demam pada bayi. Bila temperatur badannya lebih dari 38 C berarti bayi Anda demam. Bila bayi Anda kurang dari 3 bulan dan demam, apalagi diiringi gejala lain seperti biduran, segera hubungi dokter. Pada bayi yang lebih tua, Anda dapat memberikan anti demam untuk meredakan panas. Hubungi dokter bila panas tidak turun setelah 24 jam.
5.      Muntah dan Diare
Muntah berbeda dengan gumoh, yang merupakan hal biasa pada bayi. Muntah lebih kuat, volumenya lebih banyak dan tidak terjadi hanya setelah bayi diberi makan. Muntah dan diare dapat disebabkan oleh infeksi, masalah pencernaan dan penyakit lainnya. Keduanya berpotensi membahayakan bayi karena dehidrasi. Tanda-tanda bayi yang dehidrasi antara lain: tidak mengompol dalam enam jam atau lebih, menangis tanpa air mata dan mulutnya kering tidak berliur. Bayi menjadi lemah, sangat mengantuk dan sulit dibangunkan. Anda harus segera membawanya ke dokter bila kondisinya demikian.
6.      Masalah Telinga
Bila bayi demam, cengeng dan menarik atau menekan-nekan telinganya, dia mungkin terkena infeksi telinga. Infeksi telinga adalah hal yang umum dan tidak selalu membahayakan, tapi Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan antibiotik bagi bayi Anda. Infeksi telinga yang tidak ditangani dapat menyebabkan masalah pendengaran yang permanen.
7.      Biduran/Ruam
8.      Sulit Buang Air Besar
Setiap bayi memiliki kebiasaan buang air besar sendiri. Ada yang setiap hari buang air, ada yang beberapa hari sekali. Bila bayi tidak buang air besar sesuai pola biasanya, atau ketika tampak kesulitan saat buang air, hubungi dokter.
9.      Masalah Mata
Bila salah satu atau kedua mata bayi memerah atau mengeluarkan kotoran (jawa: “ketepan”), periksakan ke dokter.
10.  Jatuh atau Terbentur di Kepala
Semakin besar, semakin sering mereka jatuh. Bila dia jatuh dari kursi yang tinggi atau terlepas dari timangan Anda, Anda harus mengecek secara menyeluruh kondisi tubuhnya dan mengamati kondisi kesehatannya dalam 24 jam. Bila dia menangis setelah jatuh, itu tandanya dia tidak terlalu serius mengalami luka. Segera bawa ke dokter bila bayi Anda:
  1. Tampak lemah atau bingung
  2. Sulit menggerakkan sebagian anggota badannya
  3. Memiliki darah mengumpul di bagian putih matanya
  4. Mengeluarkan darah dari hidung (mimisan) dan telinga
  5. Fokus matanya menjadi bersilangan, ukuran pupil tidak sama, atau muntah-muntah
  6. Menangis keras bila bagian tubuhnya tertentu digerakkan/disentuh
11.  Tidur lebih lama dari biasanya

D.    Faktor-faktor yang mempengaruhi Bayi Tidak Sehat

1.    Faktor Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak bersih, tidak adanya saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman patogen.
Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi tanaman.
2.    Faktor Ekonomi
Masalah gizi di keluarga menengah ke bawah yang berhubungan dengan pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas. Kuantitas menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi bagi tubuh. Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus yang diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh dengan segala fungsinya.
3.    Faktor Sosial-Budaya
Indikator masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara lain stabilitas keluarga dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi kurang. Juga indikator demografi yang meliputi susunan dan pola kegiatan penduduk, seperti peningkatan jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah anggota keluarga, serta jarak kelahiran..
4.    Faktor Biologis/Keturunan
Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan sifat tersebut.
5.    Faktor Religi
Religi atau kepercayaan juga berperan dalam status gizi masyarakat, contohnya seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan membuat janin kurang asupan protein dan omega.

E.     Solusi agar Bayi Sehat

1.      Memberi ASI eksklusif
ASI mengandung berbagai zat antibodi yang dapat menungkatkan kekebalan tubuh bayi. Sel-sel darah putih yang terkandung dalam ASI juga dapat menghambat kemunculaan dan perkembangan bakteri serta virus yang menyebabkan alergi, diare, pneumonia, meningitis, maupun infeksi telinga dan infeksi kandung kemih.
2.      Mematuhi jadwal imunisasi
Pemerintah mewajibkan 5 jenis imunisasi dasar yang sudah harus terpenuhi sebelum anak berusia 1 tahun. Kelima imunisasi tersebut adalah BCG (Bacille,Calmette,Guerin), hepatitis B, DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus ), polio, dan campak.
3.      Membiasakan cuci tangan
Bayi sangat rentan terhadap virus dan bakteri, oleh karena itu sebelum memegangnya jangan lupa cuci tangan dahulu. Terutama sehabis berpergian atau menyentuh sesuatu yang tidak terjamin kebersihannya. Sampai usia 6 bulan, kekebalan bayi belum terbangun sempurna. Ia masih  tergantung kepada ibunya yang dibawa sejak lahir dan dari ASI.
4.      Tidak merokok di dekat bayi
Anjuran ini hendaknya benar-benar dipatuhi sebab kita semua sudah tahu betapa bahayanya asap rokok. Bayi yang sering terpapar asap rokok sangat beresiko mengalami SIDS (sudden Infant Dead Syndrom) atau sindrom kematian tiba-tiba, bronkitis, asma, dan infeksi telinga, bahkan asap rokok berdampak buruk pada intelegensi dan perkembangan saraf bayi.
5.      Menjaga kebersihan lingkungan
Diare dan infeksi pernafasan atas merupakan penyakit langganan yang paling sering diderita bayi. Kedua penyakit ini sering dihubungkan dengan lingkungan di sekitar bayi yang kurang higienis. Itulah mengapa, prioritaskan kebersihan lingkungan bila ada bayi.
6.      Mencukupkan waktu tidur bayi
Tidur yang nyenyak pada bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Pasalnya, selama tidur, bayi membangun sel-sel baru dalam tubuhnya yang dapat menangkap berbagai serangan mikroba dan virus. Tidur yang cukup yaitu 16-18 jam sehari.
7.      Memenuhi kebutuhan nutrisinya
Setelah masa ASI eksklusif 6 bulan berlalu, pengenalan makanan semi padat dapat dilakukan sedikit demi sedikit sampai bayi bisa beradaptasi. Saat pemberian makanan tambahan, perhatikan benar kandungan gizi masing-masing jenis bahan agar kebutuhan si kecil tercukupi.
8.      Membina hubungan baik dengan dokter
Bayi sangatlah rentan terhadap virus maka haruslah sering mengonsultasikan ke dokter terutama di usia <1th.


BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan

1.      Bayi adalah anak yang berusia 0 sampai 12 bulan
2.      Gizi berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan tumbuh kembang bayi
3.      Tanda bayi tidak sehat seperti : kulit kuning (Jaundice), perubahan selera makan, perubahan mood, tubuh demam atau dingin, muntah dan diare, masalah telinga, biduran/ruam, sulit buang air besar, masalah mata, jatuh atau terbentur di kepala
4.      Faktor-faktor  yang mempengaruhi bayi tidak sehat sebagai berikut : faktor lingkungan, faktor ekonomi, faktor sosial-budaya, faktor biologis/keturunan, faktor religi
5.      Solusi agar bayi sehat sebagai berikut : memberi ASI eksklusif, mematuhi jadwal imunisasi, membiasakan cuci tangan, tidak merokok di dekat bayi, mencukupkan waktu tidur bayi, memenuhi kebutuhan nutrisinya, dan membina hubungan baik dengan dokter

B.     Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis mempunyai beberapa saran yang dapat dimanfaatkan bagi para pembaca, diantaranya :
  1.      Pemerintah harus memperhatikan  gizi pada bayi di masyarakat umum
    2.     Masyarakat harus mempedulikan pentingnya gizi, terutama pada bayi
    3.     Pembaca diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang pentingnya gizi bayi, khususnya pada ibu-ibu (dalam lingkup kecil).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar